Jakarta, Indonesia – seperti dilansir laman indosport.com, Sabtu (20/10/2018), PSSI selaku Federasi Sepak Bola Indonesia tentu menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam semua hal yang terjadi di sepak bola Indonesia.
PSSI juga menjadi pihak yang membuat peraturan dan memberikan tindakan tegas bagi yang melanggar. Seperti diketahui kalau Komisi Disiplin PSSI sangat sering memberikan sanksi berupa denda kepada klub-klub di Indonesia. Contoh yang paling baru bisa kita liat dari hukuman PSSI yang diberikan kepada dua klub besar Liga 1 yakni Persib Bandung dan Arema FC. Dari banyaknya hukuman yang diberikan salah satunya tentu merupakan hukuman berupa denda uang.
Persib Bandung beberapa waktu lalu mendapatkan sanksi berupa denda senilai 100 juta rupiah dari Komisi Disiplin PSSI karena pelaksana pertandingan dinilai tidak becus dalam menjalankan tugasnya sehingga terjadi insiden memilukan di laga melawan Persija Jakarta beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, Arema FC juga mendapatkan sanski berupa denda sebesar 100 juta rupiah setelah suporter mereka yakni Aremania terbukti menyalakan flare dan melempar botol ke dalam lapangan kala menghadapi Persebaya Surabaya. Sementara itu, Ratu Tisha selaku Sekjen PSSI akhirnya buka suara terkait pertanyaan digunakan untuk apa saja uang hasil denda yang mereka dapat dari klub-klub di Indonesia.
"Yang pertama untuk pembiayaan untuk keseluruhan klub, pembinaan suporter, pembiayaan operasional tim nasional," ungkap Ratu Tisha pada sesi wawancara di Channel Youtube Najwa Shihab.
Wanita yang menjabat sebagai Sekretaris Jendral PSSI itu juga menegaskan bahwa uang denda dari klub di Indonesia memang menjadi salah satu pemasukan PSSI. Namun, uang denda tersebut sebenarnya sangatlah kecil.
"Ini (uang denda) masuk ke area pemasukan PSSI untuk membiayai keseluruhan, bila ditotal itu hanya satu persen dari pemasukan PSSI," tegas Ratu Tisha.
Sumber : UC News